UIS – Cara merespon stres memberikan perbedaan besar dalam kesejahteraan seseorang. Karena itu, perlu pengelolaan yang benar sehingga tidak berdampak buruk bagi kehidupan. Apalagi bagi generasi muda seperti mahasiswa.
Direktur Minauli Consulting, Irna Minauli,M.Si. mengatakan, stres dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi kekhawatiran atau ketegangan mental yang disebabkan oleh suatu situasi sulit. Kondisi ini merupakan respon alami yang membuat seseorang siap menghadapi tantangan atau ancaman dalam kehidupan dan setiap orang mengalami stres dalam derajat tertentu.
Menurut psikolog tersebut, stres yang buruk (distress) menyebabkan masalah fisik dan psikologis. Dampak fisik meliputi gangguan tidur, gangguan makan, sakit kepala, mual. Dampak psikologis meliputi gangguan kecemasan, depresi, sulit berkonsentrasi, mood swings (perubahan suasana hati).
“Penyebab stres bisa terjadi karena peristiwa kehidupan, seperti perceraian, pengagguran atau masalah-masalah kecil, seperti direndahkan dilinkungan kerja, perkuliahan atau bertengkar dengan orang lain. Waspadai, terkadang tidak ada penyebab yang jelas,”ujar Mirnauli, dalam kuliah umum Universitas Ibnu Sina dengan tema, ‘Mental Health Awarness : Pengelolaan Manajemen Stress dalam Era Transformasi Digital di Lingkungan Kampus’, di Ballroom Hotel Planet, Selasa (17/9/2024).
Pemicu stres ini bisa dari tekanan, frustasi, berkonflik, mengalami krisis yakni kejadian mendadak, sementara upaya untuk mengatasinya diluar kemampuan kita. Sebagai contoh terjadinya bencana alam, kematian seseorang yang disayangi.
Mengatasi semua itu, hal yang perlu dilakukan adalah manajeman stres. Langkahnya Tetap menjaga rutinitas harian. Memiliki jadwal harian dapat membantu penggunaan waktu secara efisien dan lebih terkendali. Tetapkan waktu untuk makan secara teratur, waktu bersama keluarga dan teman, berolahraga, pekerjaan rumah dan aktivitas rekreasi lainnya.
“Kemudian Berinteraksi.Tetap berhubungan dengan keluarga dan teman serta berbagi minat dan perasaan dengan orang yang dipercaya. Hal ini dapat menjadi support system,” ujarnya.
Ia juga berpesan kepada para 1200 mahasiswa baru untuk menghindari ‘Phubbing’. Dimana semua orang disibukkan dengan gadgetnya masing-masing meski saat berkumpul dengan orang lain.
“Hal ini bisa kita lihat, lagi ngumpul tapi sibuk dengan hp nya masing-masing. Lagi makan main hp. Ini tolong dibatasi hargai interaksi dengan orang lain,”ujarnya.
Selain hal tersebut, manajemen stres, pastikan tubuh mendapat asupan makanan yang sehat, olahraga yang teratur serta mempelajari keterampilan atau mengembangkan hobby baru dapat meningkatkan kepercayaan diri serta Membangun sense of purpose (memiliki tujuan hidup).
Rektor UIS.Dr.Ir.larisang,MT.,IPU. mengatakan, tema kesehatan mental diambil mengingat tantangan bagi mahasiswa kedepan. Generasi Z dalam sebuah penelitian dianggap selalu overthinking dan mengkhawatirkan masa depan.
“Penting pengelolaan ini. Jangan sampai stres berlebihan saat masa perkuliahan, karena dapat mengganggu belajar dan akhir nya bisa sampai gagal. Hal ini tentu tidak kita inginkan,”ujarnya.
Menurut Larsang, stres harus dikelola dengan baik karena kalau tidak bisa menjadi penyakit
Kuliah umum dihadiri seluruh mahasiswa baru, dosen, para pimpinan kampus, Ketua Yapista, drg. Andi Tenri Ummu serta Walikota Batam, HM.Rudi